Minggu, 21 Agustus 2011

Masih di Tanah Kelahiran

Anak gila itu nampak tergesa-gesa menyisir rambutnya yang tak lama baru dipotong. Lalu dia bergegas menyambut tas ransel yang biasa dia bawa berisi buku sketsa usang dan pensil merk murah dimana iya selalu menorehkan garis di buku sketsanya. Anak tersebut nampak riang tetapi meneteskan air mata. Ia berlari menuju tempat dimana burung besi diterbangkan ,nampak orang yang paruh baya bertanya dan timbul lah percakapan lumayan ringan :

"Hey anak GILA! , hendak kemana kau?"

anak gila tersebut menjawabnya :

"Dia mau ke Paris ! Perancis Pak ! , aku ingin memberikan sesuatu untuknya"

lanjut lah percakapan itu :

"Apa yang ingin kau berikan pada nya? , sedangkan kau hanya seorang yang tak punya apa-apa! GILA pula!"

Anak gila tersebut menjawabnya dengan bijak :

"Memang lah saya tidak mempunyai apa-apa , apalagi harta melimpah , tetapi paling tidak, saya sudah bersusah payah menggambar wajahnya semalaman walau tak mirip , tapi ini yang saya punya satu-satunya dan satu-satunya kepunyaanku ini akan aku berikan padanya , apakah itu kurang menurutmu Pak?"

Bapak paruh baya itu pun menjawab :

"Itu lebih dari cukup anak muda , tetapi , kau tetaplah GILA !"

Anak tersebut tidak menghiraukan Bapak tersebut dan langsung meninggalkan beliau dengan berlari.

Bapak tersebut lalu berteriak kencang dan mungkin menyemangatinya.

Sayup terdengar :

"Kau memang gila! , Kau kasihan! , mana ada orang gila sepertimu mempunyai uang untuk masuk ke bandara! Juga kau pasti diusir sebelum kau menginjakkan kakimu di tangga pesawat!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar