Senin, 11 April 2011

selamat tinggal untuk sementara

telfon genggam terus bergetar
banyak ucapan selamat jalan , doa , dan permohonan maaf
kudengar IBU sedang memasak untuk bekal
ya, sore itu cerah di surabaya , tetapi tak secerah saya yang akan meninggalkan sanak saudara , teman teman tercinta , dan satu lagi , lingkungan yang membesarkan saya sehingga menjadi SAYA

waktu tiba
becak pun sudah didepan rumah
tas perbekalan selama menempuh pendidikan pun kubawa

stasiun nampak ramai karena ibu dan adik berada disamping
ku sms ayah pamit , tak kunjung dibalasnya , namun , dari kejauhan , kulihat segerombolan kepala tak asing adalah teman-teman dari kecil
ya , ku taruh tas perbekalan dan kupeluk mereka
mereka membekaliku dengan ucapan selamat
rasa kesal karena ayah tidak bisa mengantar , terobati dengan teman-teman yang datang

kereta sudah berbunyi menandakan ingin segera meluncur
kuberikan jabat tangan erat pada teman-teman , kucium tangan ibu , kusalami telapak adikku

semua terasa cepat untuk meninggalkan mereka
ya , perkataan bapak waktu aku kecil bahwa didunia tidak ada yang abadi adalah benar
hari itu aku benar-benar merasakannya
hilang , untuk sesaat
tetapi berbekas untuk selamanya

sekarang , yang bisa kulihat hanya tulisan mereka dari telfon genggamku
sekarang , aku ingin pulang
sekarang , aku ingin dibukakan pintu dari ibu
sekarang , aku ingin diberi nasehat ibu
sekarang , aku ingin dimarahi ibu
sekarang , aku ingin bercerita kepada teman-teman ku
sekarang , aku ingin pulang

ya , semua tidak ada yang abadi