Catatan Pendaki
Disana kami sadar bahwa Pencipta alam semesta hadir.
Karena kami ditunjukkan oleh Nya segelintir bagian dari semesta, langit jingga dan gemerlap bintang begitu banyaknya.
Juga kami sadar, hujan lebat membuat kita khusyuk meminta untuk mereda.
Api unggun sederhana menghangatkan tubuh kita beserta gurauan malam ala kadarnya.
Alam terbentuk indah karena satu zat kekal yang telah mengaturnya.
Tuhan memberikan banyak tempat untuk kita berbuat dan merasakan apapun didunia ini.
Meskipun hanya sepetak tenda berisi lima orang, tapi darisanalah kami tahu, bahwa banyak mimpi diantara kita.
Apa yang dikatakan oleh orangtua kita ketika kelelahan adalah benar , beristirahat untuk mencari. Bukan untuk pasrah diri.
Ketika waktu rehat itu adalah suasana hangat sebuah cerita , ingatan masa lalu , dinginnya angin dan lembabnya embun , bukankah semua orang ingin merasakannya ?
Kita sudah banyak melihat kesuksesan dan kegagalan dimana-mana. Apakah kita tak ingin lagi melihat sahabat dekat tersenyum dan menyodorkan suguhan sederhana ? Dan ketika itu , pagi terasa sangat berarti ?
Meskipun itu diikuti oleh bergegasnya kita membersihkan limbah haru dimalam sebelumnya. Serta bersiap kembali kepada saingan kita.
"Jadilah seperti gunung , yang memperbolehkan siapa saja untuk mendakinya"-Vilhamy (Papandayan, 28 Juni 2013)
Ditulis oleh : Muhammad Vilhamy
Bandung ,21 Maret 2015